Selasa, 14 Februari 2017

Pengalaman Nonton Konser Kpop : Big Bang - Made

Setelah konser 2ne1 pada tahun 2014 (baca disini), di tahun 2015 aku kembali nonton konser kpop. Kali ini aku nonton konser Made nya Big Bang. Konser Big Bang adalah yang paling aku tunggu selama ini, karena Big Bang adalah Boyband pertama yang ku kenal dan aku sukai lagu-lagunya. Berdasarkan pengalamanku nonton konser 2ne1 maka kali ini aku ga mau berada di kasta yang rendah dan jauh dari panggung, haha… Makanya aku beli tiket festival Yellow A.



Dimulai dari Mei 2015 Big Bang memang sedang gencar-gencar merilis lagu dari album Made. Setiap tanggal 1 di setiap bulannya Big Bang merilis 2 lagu dengan mv nya. Saat itu konser berlangsung 1 Agustus 2015, aku berharap Big Bang bisa menyanyikan lagu baru yang harusnya dirilis bulan Agustus, namun sayangnya khusus bulan Agustus Big Bang menunda perilisan 2 lagunya. Karena Meis di Ancol telah resmi ditutup maka konser kpop kali ini dilakukan di ICE BSD, Tangerang Selatan. Lagi-lagi tempat itu jauh dari perumahan sehingga sulit untuk mendapatkan tranportasi umum.

Seperti pada konser 2ne1, kali ini pun aku mencari teman nonton lewat twitter. Namun sayangnya kali ini tidak berjalan mulus, ketika aku sampai dilokasi konser sinyal internet hp mendadak ilang. Sama sekali ga ada jaringan internet, aku ga bisa menghubungi temen nontonku karena kami hanya komunikasi via twitter dan line. Sepertinya kawasan itu benar-benar jauh dari jangkauan operator seluler. Jadilah aku ngantri dan nonton sendiri.

Entah karena promotor yang belum professional atau masih pemula, antrian konser kali ini benar-benar kacau sampah pun berserakan dimana-mana disepanjang antrian kami. Saling dorong mendorong, rusuh, dan ngaret. Pembagian gelang tanda untuk masuk ruang konser dibagikan secara acak tidak berdasarkan antrian, makanya semua penonton berusaha meraih gelang. Kacau balau, padahal mas-mas yang petugasnya penampilannya keren-keren kaya artis korea. Banyak yang mengkritik sang promotor yang dinilai tidak professional dan lebih pantas menangani pensi dari pada konser yang berharga jutaan. Rasanya aku kaya lagi nonton konser dangdut gratisan, semuanya rusuh dan ga sabar ingin masuk karena sudah lewat dari jadwal dimulainya konser.

Pengalaman Nonton Konser Kpop : 2NE1 - All Or Nothing

Dibuang sayang, sebenernya judul itu yang lebih cocok. Telat banget rasanya kalo baru mau nulis tentang konser 2NE1 All or Nothing (AON) Indonesia pada tanggal 08 Juni 2014. Tapi sayang banget kalo aku ga tulis itu sebagai kenang2an aku yang untuk pertama kalinya nonton konser artis kpop yang sangat aku sukai & pertama kalinya nonton konser berbayar. Kenang-kenangan yang mungkin ga akan pernah terulang karena kini 2NE1 telah dibubarkan November 2016 lalu.

Awalnya sama seperti Girl Generation atau Sistar, aku hanya menyukai 2NE1 beberapa lagu saja. Yang aku sukai hanya Dara, itupun karena dia menurutku adalah personel tercantik di 2NE1. Tapi setelah 2NE1 merilis album Crush, entah kenapa aku jadi jatuh cinta dengan 2NE1, aku jadi searching beberapa lagu 2NE1 yang lain. Aku pun mulai meyukai sang leader, CL, ketika melihat penampilannya di Mama 2013.

Hari Minggu tanggal 08 Juni 2014 adalah hari yang sudah aku tunggu lebih dari sebulan yang lalu. Hari itu adalah hari dimana konser 2NE1 All or Nothing di Mata Elang Internasional Stadium  (Meis) Jakarta. Aku membeli tiketnya di hari pertama penjualan tiket offline. Tepatnya di Gandaria city dan antriannya cukup panjang hari itu. Berikut adalah denah konser 2NE1 AON.




Aku hanya bisa membeli tiket Gold center. Sebenernya sih pengennya Fesival, tepat didepan panggung tapi ya apa daya. Mendekati hari H aku mulai mencari teman yang mau nonton bareng, lewat twitter yang dimentionkan ke beberapa fans club 2NE1 akhirnya aku berhasil menemukan 1 orang temen cewe yang kebetulan membeli tiket dikelas yang sama denganku. Ia pun tinggal di daerah lebak bulus, tempat yang cukup dekat dengan kosanku. Baik aku maupun teman baruku tersebut kami hanya perlu pulangnya yang bisa bareng karena tempat konser nya lumayan jauh dari rumah kita, sementara untuk berangkat kesana kami masih bisa sendiri.

Sampai di Ancol seorang blackjack cewe (sebuta fans 2NE1) menyapaku (karena saat itu aku menggunakan baju black jack) dan akhirnya kita bareng menuju meis. Sesampainya di meis aku mencari teman yang aku temukan di twitter sementara black jack yang baru aku temui itu pergi menukar tiket konser. Saat aku bertemu temanku aku baru ingat bahwa aku lupa meminta nomor kontak black jack yang baru saja aku temui tersebut. Kalo begini caranya bagaimana aku bisa ketemu dia lagi, sementara di meis sangat banyak orang. Aku berucap kepada teman baruku bahwa jika aku dan teman black jack tersebut ketemu lagi berarti kita jodoh. Tanpa diduga ketika kami duduk mengantri untuk memasuki pintu masuk panggung, black jack teman baru ku itu duduk mengantri di sebelah kami. Jadilah kami bertiga kumpul bersama sambil foto-foto.

Kamis, 11 Agustus 2016

Antara Ciputat Dan Bintaro

Aku tiba-tiba ingin menulis sesuatu tentang temen-temenku yang pernah tinggal dan hidup bersama selama beberapa tahun kemarin. Mungkin karena aku mulai merindukan saat-saat kebersamaan itu, mungkin juga karena sudah lama tidak bertemu. Aku akan memperkenalkan beberapa temenku dari ketika aku tinggal dan hidup di Ciputat sampai Bintaro.

Di Ciputat (tahun 2011) aku pernah bercerita tentang awal mula aku terdampar disana, jadi akan langsung memperkenalkan temen-temenku tersebut. Semua nya berjumlah 7 orang, tiga diantaranya ngekos disebelah dan diatas tempat kami tinggal. Aku adalah yang termuda dari kakak-kakak tercinta itu. Tapi aku jadi yang tertinggi diantara teman sekamarku jadi aku sering digunakan untuk membereskan kayu jemuran yang lengser, mengganti lampu yang mati dan menyalakan listrik yang mati, yaah begitulah nasib orang tertinggi, wkwkwk.
1.     Tiara
Temenku ini berasal dari kota yang sama, yaitu Indramayu meskipun sebagian besar hidupnya tidak dihabiskan di kota itu. K’tia adalah temen sekamarku. Orangnya workaholic, beberapa bulan terakhir sebelum akhirnya kita pisah, k’tia selalu berangkat kerja setelah subuh dan pulang malem, karena lokasi kerjanya yang cukup jauh dari rumah kos kita. K’tia juga suka drama-drama korea yang ceritanya berat. Dia rajin mengikuti pengajian dan beberapa acara keagamaan, dia juga hobi jalan-jalan.
2.     Miftarini
Kakak yang satu ini tinggal bersama keluarganya di Bekasi, dia ngekos di daerah Ciputat karena waktu itu masih kuliah di UIN Jakarta. Cewe yang kini berprofesi sebagai guru ini juga menyukai drama-drama korea. Tapi denger-denger dia udah ga seupdate dulu lagi tentang drama korea. K’Mifta tinggal disebelah kamarku. Dia percaya banget bahwa sifat orang bisa diketahui berdasarkan golongan darah, aku tau hal itu juga karena dia lho. Sebelumnya aku ga pernah tau kalo sifat seseorang bisa diketahui dengan golongan darah.
3.     Bilqis
Aku banyak sharing tentang drama dan lagu korea dengan mba Qiqi. Sebelum akhirnya pindah ke kota asalnya di Bima, NTB, dia adalah seorang mahasiswi UIN dan juga seorang guru les private. Mba Qiqi selalu menggunakan sebutan “ade” ke setiap temen yang usianya lebih muda, termasuk aku. Jadilah temen-temen kosan jadi manggil aku “ade” sebagai bahan ledekan karena paling muda. Dia ini dulunya teman sekamar K’Mifta, tapi entah apa sebabnya sempet diem-dieman dengan K’Mifta. Sekarang udah damai yaaa… hehehe
4.     Malihatun
Setelah K’Mifta ga lagi tinggal bersama kami, Mba atun tinggal di kamar itu selama beberapa bulan. Diantara semuanya, dulu mba atun satu-satunya orang yang ga tau golongan darahnya apa. Berdasarkan sifatnya, anak-anak menebak mba atun bergolongan darah AB, tapi ternyata tebakan kita salah, hahaha. Mba atun ini orang nya semangat, banyak hal yang bisa di share dengan mba atun. Dia juga pecinta drama Korea. Setelah pindah dari kosan mawar, aku dan mba atun sempet tinggal bareng berdua. Dulu bisa dibilang kerjaannya ini berangkat pagi pulang tengah malem, beberapa kali jatuh sakit karena kerjaannya yang seabrek. Sama dengan K’tia, mba atun juga rajin menghadiri pengajian dan beberapa acara keagamaan.