Kata orang "Kegagalan adalah cambux dari keberhasilan" dan ada juga yang bilang "Kegagalan adalah dimana kita memutuskan untuk menyerah", dan sepertinya berdasarkan pernyataan yang kedua, aku termasuk orang yang gagal.
Januari kemarin aku (alhamdulillah) wisuda. Dengan berakhirnya kuliahku akupun berharap untuk mendapatkan kerjaan yang lebih baik lagi. Aku memutuskan untuk ngangkang (ups salah, maaf maksudnya hengkang) dari kerjaan yang telah membesarkan namaku (tsaaaah..)
Aku ngelamar kerja diberbagai lowongan, via online tentunya. Dari sekian banyaknya pekerjaan yang aku lamar aku berharap kali ini aku ga tinggal di Jakarta, aku pengen lebih deket dari rumah. Aku udah cape dengan ritual mudik apalagi mudik lebaran.
Pada akhirnya aku dapet panggilan dari salah satu bank swasta. sempet ga nyangka karena aku ga pernah ngerasa kalo aku ngelamar kerja di bank tersebut, ya mungkin saking banyaknya lamaran aku jadi lupa atau gimana yang jelas aku akhirnya berhasil masuk dari serangkaian tes dan interview dengan mengalahkan puluhan orang. Yang lebih ga nyangka lagi aku akan ditempatkan dicabang Cikampek. Aku pikir mungkin inilah jawaban dari semua doa-doa ku selama ini, akhirnya aku bisa deket dengan rumah.
Saat training sejujurnya banyak hal yang ga bisa aku mengerti. Bahasa perbankan dan ekonomi adalah pelajaran yang sebenarnya ga gampang aku pahami. Dari jamannya SMP, hm.... bahkan lebih kecil lagi, SD, aku paling ga suka dengan IPS, pelajaran yang menurut aku lebih banyak menghapal daripada mempelajari. Dengan sukses aku berhasil menghindari pelajaran itu ketika aku SMA, dan sekarang di dunia kerja aku harus menghadapinya lagi, jurnal,obligasi,valas,neraca, oh God apa itu...?
Disini aku banyak belajar, aku mencoba untuk bisa menyukai hal yang dari dulu aku benci. Sampai pada akhirnya training telah selesai dan aku ditempatkan di cabang Cikampek.
Perlahan - lahan aku mulai ga yakin dengan pijakanku sekarang. Banyak peraturan yang ga bisa aku terima, banyak hal yang ga bisa aku nikmati. Contoh hal kecil selain aku harus ber-make up tebal adalah aku harus selalu mengalah di depan nasabah, entah itu aku diposisi yang benar ataupun salah. Beda dengan kerjaanku yang dulu dimana kalo aku benar maka aku akan sekuat tenaga mempertahankan keyakinanku.
Mungkin aku memang ga bisa berada di dunia yang ga bisa aku kuasai. Dunia kerja bukanlah ajang untuk coba-coba. Mencoba memahami tapi sebenarnya ga bisa dipahami. Ini bukan duniaku, disini aku justru terlihat bodoh. Tapi aku ga pernah nyesel udah tersesat disana, setidaknya aku cukup banyak belajar banyak hal. Punya banyak temen baru dan tentunya jadi tau gimana rasanya kerja di dunia perbankan yang kata semua orang, mempunyai masa depan yang cerah.
Pada dasarnya aku hanya ingin menjadi bahagia bukan menjadi sesuatu. Dan kali ini aku gagal, aku ga mampu melewatinya. Aku menyerah, resign adalah keputusan yang menurutku paling tepat sebelum aku terlanjur tenggelam didalamnya. 4 bulan tersesat di tempat yang bukan duniaku bukanlah waktu yang singkat.
Jika aku boleh membela diri, maka aku juga mengutip satu pandangan bahwa "Keberhasilan adalah mampu untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya" So, aku masih punya kesempatan dong buat berhasil di kemudian hari.
Yuk move on sister...
BalasHapus