Putus..
Kata yang tidak pernah ingin aku
ucapkan pada akhirnya keluar. Aku adalah orang yang paling membenci perpisahan.
Entah itu dengan sahabat, keluarga dan orang yang disayang. Seperti juga
menyayangkan perpisahanku dengan teman-temanku beberapa tahun lalu atau setahun
yang lalu dengan orang tuaku. Karena aku adalah orang yang sulit bisa dekat
dengan orang lain, sulit bisa terbuka dengan orang lain. Tapi, mungkin ini
jalan yang terbaik buat dia, ketika sudah tidak bisa lagi aku pegang
omongannya, ketika orang yang membuatku jatuh cinta sudah tidak ada lagi dalam
dirinya dan ketika hubungan yang dulu aku yakini akan berakhir bahagia pada
akhirnya harus diakhiri. Aku tidak cukup kuat untuk memperjuangkan hubungan ini
seorang diri saat dia saja sudah menyerah.
Aku selalu bertanya dalam hati “tak
layak kah aku untuk diperjuangkan?” tapi kemudian aku sadar bahwa, dia pun
berhak memilih untuk pergi. Mungkin orang lain akan berkomentar betapa
berlebihannya sikapku ketika hubungan yang hanya 7 bulan ini berakhir. Sekali
lagi, aku adalah tipe orang yang tidak menyukai perpisahan, dengan siapapun.
Segala hal selalu mengingatkan ku
padanya, tempat tinggalku, tempat yang biasa kami kunjungi atau bahkan hanya
sebuah gelas yang biasa ia pakai. Aku menangisi keadaan ini dalam beberapa hari
terakhir. Bukan untuk dikasihani, bukan untuk merengek minta kembali, hanya
untuk menenangkan diri, mencoba berdamai dengan keadaan ini dan situasi bahwa
aku kembali sendiri disini.
Aku harus bertahan sekuat tenaga
dan menerima kenyataan. Apapun alasan sebenarnya dibalik perpisahan ini, aku
harus ikhlas… Aku yakin kesedihan ini hanya untuk beberapa saat dan aku pasti
bisa baik-baik saja seperti sebelumnya, seperti kehidupanku setahun yang lalu
tanpa dia. Semoga dia bisa menyelesaikan masalahnya dan mempunyai kehidupan
yang lebih baik. Meskipun sesungguhnya aku berharap bisa berada disisinya
sampai kesulitannya berakhir.